Jumat, 10 Juni 2011

Peseta SNMPTN Keluhkan Foto

Andre Vetronius
Liputan Pekanbaru


PEKANBARU-Belasan ribu peserta dari Riau mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) yang mulai digelar hari ini, Selasa (31/5), untuk memperebutkan kursi mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi negeri.

Rektor Universitas Riau Ashaluddin Jalil mengatakan, sebenarnya lebih 19.000 orang yang membeli pin pendaftaran untuk menjadi peserta SNMPTN. "Namun yang mendaftar sekitar 18.870 orang," ujarnya kepada Haluan Riau di Pekanbaru, Selasa (31/5).


    Dari 18.870 peserta, sebanyak 5.700 orang mendaftar untuk kelompok Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), kemudian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 7.096 dan lmu Pengetahuan Campuran (IPC), campuran IPA dan IPS, sebanyak 5.934.
Lokasi ujian, yang digelar serentak 31 Mei dan 1 Juni, dipisah berdasarkan kelompok jurusan yang diambil peserta. Kampus Universitas Riau di Panam akan menjadi tempat penyelenggara untuk kategori  IPC. Sedangkan kampus Universitas Riau di Gobah akan menggelar ujian untuk kelompok IPS.



    Selain kampus Universitas Riau di Gobah, ujian untuk kelompok IPS juga dilaksanakan pada sejumlah sekolah di Pekanbaru, seperti SMA Negeri 8, MAN 2 Model, SMK Labor, SMA Handayani, SMA Negeri 9, SMK 1, SMK 3, SMA 1, SMP 1, SMP 4, SMP 5, SMP 13, SMP Bhayangkari, dan kampus UIN Suska di Sukajadi.

    Sementara untuk tempat ujian peserta kelompok IPA di kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) di Panam. "Kita harus memakai ruang sekolah karena jumlah peserta saat ini melebihi kapasitas kampus," kata Ashaluddin.

    Dia menjelaskan, guna menghindari kecurangan, lembaran soal ujian disimpan ruang khusus dan dijaga ketat oleh panitia, serta hanya boleh dibuka sesaat sebelum pelaksanaan ujian. Selain itu, panitia lokal telah menyediakan lembaran soal cadangan sebagai antisipasi kekurangan atau kerusakan yang bisa merugikan peserta.
Ribuan pengawas juga disiagakan, terdiri dari dosen, pegawai dan mahasiswa semester akhir. "Untuk ujian yang digelar di sekolah-sekolah, kami menggunakan tenaga guru setempat," terangnya.

    Sementara Rektor UIN Suska Nazir Karim menyatakan pihaknya sudah siap menjadi penyelenggara SNMPTN 2011. Agar ujian berjalan lancar, perkuliahan yang bersamaan dengan ujian SNMPTN kemungkinan akan diliburkan.

    Nazir menjelaskan, sedikitnya ada 5.700 peserta yang akan ujian di kampusnya. Semuanya adalah peserta untuk kelompok IPA. "Kami menyiapkan ratusan pengawas, terdiri dari dosen, staf, dan mahasiswa. Satu pengawas bertugas mengawasi 10 peserta. Jika dalam satu ruang ada 40 peserta, maka pengawasnya adalah empat orang," jelasnya.

    Secara nasional, SNMPTN akan diikuti 540.928 peserta, terdiri dari kelompok IPA (179.340), IPS (196.469), dan IPC (165.119). Sedangkan daya tampung di 60 perguruan tinggi negeri (PTN) yang  tersebar seluruh Indonesia adalah 110.149 mahasiswa.

    Kepala Pusat Komputer Universitas Riau itu menjelaskan, selain pemisahan lokasi ujian, panitia telah menyiapkan tipe soal yang berbeda. "Jadi sebaiknya jangan mencontek, karena masing-masing soal berbeda," kata dia.
Menurut Derianto, praktek perjokian berpotensi dilakukan peserta lulusan sekolah menengah tahun 2009 dan 2010. Tahun ini jumlah mereka untuk kelompok IPC sebanyak 756 orang, IPA 638, dan IPS 1.056. Sedangkan peserta ujian lulusan 2011 pada kelompok IPC  5.178 orang, IPS  6.040, dan IPA 5.062.

    Agar tidak terjadinya praktek perjokian, maka ruangan ujian bagi peserta lulusan sekolah menengah tahun 2009 dan 2010 dipisahkan dari peserta lulusan tahun 2011. "Untuk meminimalisir praktek perjokian,  lokasi ujian bagi lulusan angkatan lama dan baru dibedakan," ujar Derianto, Koordinator IT dan Pendaftaran Panitia Lokal 19.

Keluhan Peserta SNMPTN

    Salah seorang peseta SNMPTN yang ditemui oleh Haluan Riau, Mega,TDP , di Kampung Melayu, Sukajadi mengeluhkan bahwa nomor pesertanya tidak memiliki foto, padahal dia telah menguploadkan fotonya pada saat pendaftaran secara online.

    "Saya sebenarnya tidak terima dengan hal ini, padahal saya telah memberikan foto saya saat mendaftar secara online. Namun, berbeda dengan sekarang foto saya tidak ada di kartu peserta ujian ini," ujarnya dengan nada kesal sambil memperlihatkan kartu peserta SNMPTN tersebut.

    Menanggapi masalah tersebut  Kepala Pusat Komputer UR ini mengatakan, kesalahan foto tersebut suadah kami terima laporannya. laporan yang masuk ke kami ada tiga kartu ujian yang tidak memiliki foto."Hari ini ada tiga orang peserta yang melapor, foto di kartu ujian mereka tertukar dengan foto orang lain," kata dia.

    Selain itu, terdapat sekitar 63 kartu ujian peserta yang fotonya tidak terlihat. "Tapi sekarang tinggal 27 orang peserta yang belum ada fotonya. Mereka sudah kami hubungi, namun tidak berhasil," ucapnya. Dia memperkirakan kesalahan tersebut terjadi saat proses upload foto.Bagi peserta yang fotonya tidak ada, tertukar, atau bahkan hilang, tetap bisa  mengikuti ujian SNMPTN. "Peserta tetap boleh mengikuti ujian, nanti panitia akan mencatat berita acara pada Lembar Jawaban Ujian (LJU). Namun saya juga tidak mengetahui apakah itu mempengaruhi kelulusan atau tidak. Keputusan berada di pusat," ujarnya.

    Dia mengimbau peserta ujian yang kehilangan kartu ujian agar segera melaporkan kepada panitia lokal, sehingga dapat cepat dicetak ulang kembali. "Jika kartu ujian hilang, bisa segera melaporkan kepada panitia ujian atau panitia lokal dengan menyebutkan nomor pendaftaran," jelasnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar