Minggu, 26 Juni 2011

Mengais Rezeki Di Tumpukan Sampah

Sekelompok Pemulung Mengais Sampah di Salah Satu TPS di Kota Pekanbaru
Laporan Andre Vetronius

    Ketika di suatu tempat orang bekerja di kursi empuk,diterpa sejuknya AC,di dalam gedung eksklusif dan dengan gaji menggiurkan,maka ada di suatu tempat lain sekelompok orang harus berpeluh keringat di lokasi yang berbau busuk penuh lalat,di bawah teriknya sengatan matahari atau harus basah bercampur kotoran dan lumpur hanya demi mencari rezeki yang tak seberapa serta belum tentu cukup untuk kebutuhan hidup.Inilah mungkin kalimat yang pantas untuk menggambarkan betapa keras,getir dan besarnya perjuangan seorang pemulung dalam mengais rezeki diantara tumpukan dan onggokan sampah.

    Saat orang lain membuang barang yang dianggap sudah tak berguna lagi,maka buangan tersebut akan menjadi begitu bermanfaat dan berkah sebagai sumber rezeki bagi seorang pemulung. Mencermati liku-liku aktifitas keseharian para pemulung di lokasi TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang berada di Kecamatan Sukajadi Pekanbaru ,akan banyak hal menarik serta dapat memberikan filosofi hidup bagi kita. Di lokasi pembuangan limbah sampah yang berdekatan dengan kompleks perumahan yang megah tersebut,pada siang hari sekitar pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.30 sore bisa terlihat puluhan para pemulung mengais dan membongkar sampah buangan untuk mencari barang-barang bekas yang dapat dijual kembali.

    Walau hasil penjualan barang bekas tersebut hanya cukup buat makan malah kadang tak sesuai harapan,namun mereka tetap merasa bersyukur dan terus bekerja berpeluh keringat.Tak ada keraguan sedikit pun membersihkan kotoran berupa air berbau yang melekat pada plastic,botol,kertas maupun besi agar dapat terjual dengan harga maksimal.Bila barang yang dijual dalam keadaan basah maka harga pun sedikit miring dibanding terjual dengan keadaan kering.

Jumat, 24 Juni 2011

Tak Selamanya Bau Busuk Itu Tidak Sedap

Laporan : Andre Vetronius

    Bau busuk menyengat, lalat-lalat hijau pun hinggapi sampah, tikus-tikus got mencari makan pada tumpukan sampah tersebut.Apakah saat ini kalian dapat lihat, bahwa keadaan lingkungan di sekitar ini sudah tidak sehat lagi?

    Sampah-sampah ada dimana-mana, sehingga dapat menyebarkan penyakit ke lingkungan sekitar, limbah ada dimana-mana sehingga air yang kita minum menjadi tidak sehat juga. begitulah gambaran kota peraih Adipura tujuh kali ini (Kota Pekanbaru).
   
     Kota-kota besar di indonesia tidak pernah luput dari apa yang namanya sampah. Sebagian orang mungkin sangat geram,dengan bau busuk,dan tumpukan sampah yang berada di dekat rumah mereka ataupun sepanjang jalan rumah mereka. Perkembangan Kota Pekanbaru yang sangat pesat,apalagi dalam bidang perekonomiannya. Hal itu yang menjadi imbas terhadap produksi sampah yang dihasilkan setiap harinya. Kota bertuah ini hampir 160 ton menghasilkan sampah setiap tahunnya.

    Timbul niat Sumantri untuk ikut membersihkan sampah plastik karena sadar plastik tak mudah terurai. Ia lalu belajar kepada pemulung bagaimana memanfaatkan sampah plastik. Dia berkenalan dengan Darmo, agen pemulung di Pekanbaru. Dari Darmo ia tahu, sampah plastik hanya dimanfaatkan ala kadarnya. Pemulung di Pekanbaru menggolongkan sampah plastik dalam dua jenis, atom plastik dan cong atau samsam.

    Atom plastik berupa bekas kemasan air berbentuk gelas, kursi plastik, hingga bekas ember. Sedangkan cong atau samsam merupakan campuran berbagai sampah plastik. Penggolongan yang sederhana itu membuat nilai sampah plastik saat dijual ke agen atau pengepul sangat murah.

Kamis, 23 Juni 2011

Tuan Rumah Rakernas

Pemrov Riau Kecewakan INKINDO

    PEKANBARU- Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Ikatan Konsultan Indonesia (INKINDO) menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Hotel Labersa, Kamis (23/6).  Acara  Rakernas tersebut langsung dibuka oleh Kabag Pembinaan Konstruksi Kementrian Pekerjaan Umum Bambang Guritno, yang mewakili menteri PU Joko Kirmanto yang berhalangan hadir.

    Dalam acara yang dihadiri langsung oleh Dewan Pengurus Nasional (DPN) INKINDO Bachder Djohan menilai Pemprov Riau terkesan kurang memberi perhatian. Alasannya Pemprov Riau hanya mengutus Staf ahli Gubernur Bidang Pembangunan Zailani Arifsyah, malahan pada acara yang berkaliber nasional tersebut tidak terlihat protokol dan humas dalam kegiatan tersebut. Padahal INKINDO Riau sendiri yang menjadi tuan rumah pada Rakernas kali ini.

    Ketua DPP INKINDO Riau  mengatakan terus terang kita sangat kecewa dengan sikap Pemprov Riau kami sudah berusaha mempromosikan Riau ke kancah Nasional dengan menjadi tuan rumah Rakernas . Namun , ternyata hal itu tidak dapat dukungan yang signifikan dari Pemprov.

Rabu, 22 Juni 2011

Umur Boleh Bertambah, Tapi Jangan Lupakan Sejarah Kota Dong...

Kota Pekanbaru Tempo Doeloe




Laporan Andre Vetronius
.
    Hanya sedikit bangunan tua yang tersisa di Pekanbaru, itupun barang kali akan segera tergusur. Seperti Pasar Pusat telah dibangun Komplek Pasar Sukaramai, yang lebih dikenal dengan Plaza Ramayana. Jadi jika ingin bernostalgia dengan Pekanbaru tahun 70-an saja sekarang sudah susah. Dimana lagi Pasar Pusat yang dulu, yang dikenal dengan Blok M-nya Pekanbaru? Mana lagi Bioskop Lativa? Bioskop Asia? Kantor Walikota sebelah Wirabima mana? Semua itu telah lenyap ditelan masa yang tidak peduli dengan jasa zaman.

    Kalau dilihat dari posisi perkembangan kota Pekanbaru berawal dari Pasar bawah dekat pelabuhan dimana terdapat ruko-ruko kuno terbuat dari kayu sekarang dipenuhi orang penjual ban Bekas dan pelek Racing. Kemudian di jalan Ir.H. Juanda dibelakang RRI di perempatan jalan Karet, terdapat bangunan berupa penginapan di depannnya tertulis “LOSMEN PAKANBARU” dilosmen itulah barangkali pusat kota Pekanbaru.

    Di pasar Lima puluh dulu juga dekat dengan sungai Siak, terdapat terminal kereta api zaman Jepang. Erat kaitannya antara Pekanbaru dengan Sungai Siak, karena dari sinilah transportasi yang paling utama atau gerbang masuk kekota Pekanbaru. Didekat pelabuhan terdapat rumah kepala Bea Cukai. Sedangkan Wirabima yang dulu dan Kantor walikota dulu sudah dibangun Mall Pekanbaru.

Minggu, 19 Juni 2011

Minat Gadai Meningkat, Menjelang Tahun Ajaran Baru

PEKANBARU-Minat warga Kota Pekanbaru , Riau jelang tahun ajaran baru 2011 meningkat hingga 10 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, hal itu dikarenakan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai untuk keperluan sekolah.

    “Kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai menjelang tahun ajaran baru ini selalu meningkat, sama seperti tahun-tahun sebelumnya,”kata Anton  manajer Operasional dan Pemasaran pada Haluan Riau, Selasa (14/6) .

    Menurut dia, sudah menjadi kebiasaan warga menyerbu pengadaian terutama menjelang tahun ajaran baru, lebaran dan tahun baru. Tingginya minat masyarakat terhadap pengadaian ini, katanya selain tingginya kebutuhan terhadap uang tunai juga karena harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi.

Jumat, 17 Juni 2011

PLN Canangkan Gerakan Sejuta Sambungan di Riau

      PEKANBARU- Pembangkit Listrik Negara (PLN) menggelar apel Gerakan Sehari Sejuta Sambungan tahap II yang dipusatkan di halaman kantor PLN Pekanbaru, Jumat (17/6).

     Tampak dengan jelas puluhan peserta apel mengikuti Grasss ini. Apel yang diikuti oleh puluhan tenaga tehnis dari hampir seluruh rayon yang berada dibawah koordinasi PLN wilayah Riau Kepri.

Program K2I Sarat Masalah, Kadisbun Tidak di Tempat

PEKANBARU-Program andalan Pemerintah Provinsi Riau yang selalu didengung-dengungkan yang lebih dikenal dengan Proyek Kebun Sawit K2I sebaiknya dihentikan. Proyek ini dinilai sarat dengan permasalan dan potensi akan menjerat pejabat-pejabat kepersoalan hukum.

    Berdasarkan data terakhir yang diterima Komisi B DPRD Riau dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau, hingga Oktober 2010 realisasi Kebun K2i hanya mencapai lebih kurang 20 persen yaitu 2.128 hektar dari 10.200 direncanakan.
Tentang perlu tidaknya Proyek Kebun Sawit K2i ini dilanjutkan pelaksanaannya, anggota Komisi B DPRD Riau, H Jefry Noer mengatakan sebaiknya proyek yang bertujuan baik tersebut dihentikan saja pelaksanaanya.

Melly Goeslow Hadiri Sosialisasi HAKI Riau

    PEKANBARU-Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kemenhumham Ditjen HAKI melakukan  sosialisasi tentang perlindungan Hak Cipta dan Kekayaan Intelektual (HAKI) Provinsi Riau. Pertemuan itu di hadiri langsung oleh artis cantik pelantun tembang Bunda, Melly Goeslow, yang saat ini dipercaya sebagai Duta HKI, Kemenhumham. Acara ini berlangsung di Ruang Melati kantor Gubenur Riau, Kamis (16/6).

    Kegiatan  sosialisasi ini pertama kali digelar di Provinsi Riau dan langsung dihadiri oleh Melly Goeslow, Duta HAKI. Melly Goeslow yang merupakan seorang penyanyi dan penulis lagu terkenal di tanah air, Indonesia. Ia dipercaya menjadi Duta HAKI sejak 26 April 2011. Istri Anto Hoed ini menjalani tugas sebagai duta selama satu tahun kedepan.

Rabu, 15 Juni 2011

Selamat Jalan Pak H Ismail Suko


     Tokoh Riau H.Ismail Suko telah tutup usia. ismail Suko yang lahir di Pangaraiyan, Rokan hulu, 15 Juni 1932 telah tiada lagi.Almarhum Ismail Suko meninggalkan seorang istri, empat orang anak dan tujuh cucu. Barisan papan bunga ungkapan belasungkawa juga memenuhi Jalan Gadjah Mada hingga Jalan Jenderal Sudirman. Ini menunjukkan figur yang dikenal visioner itu dekat di hati masyarakat Riau.

    Kepergiannya kian meninggalkan duka dan kesedihan berbagai pihak. Seperti tokoh masyarakat Riau H Tenas Effendy yang mengaku sangat dekat dan mengenal figur yang membumi di masyarakat Riau.

    Jenazah  Ismail Suko disemayamkan, di TPU Kulim, jenazah mertua Gubri, Rusli Zainal diberangkatkan ke Masjid Agung An Nur sekitar pukul 12.45 WIB untuk dishalatkan. Jadwal keberangkatan ini mundur dari jadwal sebelumnya 11.15 WIB. Suara isak tangis karib kerabat mengiringi kepergian Ismail yang diusung dengan keranda yang ditutup kain hitam.Sebelumnya berlangsung penyampaian riwayat hidup serta kata sambutan dari Gubenur riau, Rusli Zainal dan Ketua DPRD Riau.

Senin, 13 Juni 2011

PEMBERIAN GELAR ADAT SANGSAKO


       Dalam pemberian gelar adat kepada Rusli Zainal dan Septina Primawati, tidak ada unsur politis. Hal tersebut disampaikan Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Miangkabau (LKAAM) Syafrudin Sayuti di kamar hotelnya di Arya Duta Hotel Jalan Diponegoro, Pekanbaru Provinsi Riau, Minggu (15/5) malam.
   
    Sejak Januari lalu, pemberian gelar adat kepada tokoh masyarakat bukan keturunan minang yang ke 17 dan 18 ini memang telah dipersiapkan LKAAM setelah mendapat surat dari Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR). Surat tersebut diterima Sayuti setelah IKMR mengadakan seminar dan pengkajian mengenai pemberian gelar ini. Kemudian, oleh pucuk pimpinan LKAAM Sumatra Barat, terdapat usulan agar dapat diberikan gelar kehormatan kepada Rusli Zainal dan Septina Primawati.

Pustaka Soeman HS Menjadi Alternatif Liburan

          PEKANBARU-Minimnya sarana maupun tempat wisata di Kota Pekanbaru ini menjadikan perpustakaan Soeman HS menjadi salah satu alternatif menikmati liburan terutama libur panjang. Selain bisa membaca buku, perpustakaan Soeman HS juga menjadi salah satu tempat berkarya wisata yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat kota Pekanbaru dan sekitarnya. Pasalnya di perpustakaan Soeman HS ini tersedia berbagai koleksi jenis buku, sehingga menjadi taman bacaan yang menarik.

    Selain itu, tempatnya yang nyaman, dan lengkap dengan cafe dan ada fasilitas wifi menjadi daya tarik bagi pengunjung, mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Sehingga  tak salah, tempat ini menjadi tempat membaca, berdiskusi dan menambah informasi menarik lainnya.

    Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan di Perpustakaan Soeman HS Pekanbaru pada musim liburan meningkat tajam pada hari biasanya. Tidak hanya kunjungan yang bersifat individual, kunjungan rombongan juga sering dilakukan oleh pihak-pihak sekolah ke pustaka yang termegah di wilayah sumatera ini.

    "Jika pada hari biasa, kunjungan hanya sekitar 100 orang, akan tetapi pada waktu libur di akhir pekan, terutama pada musim sekolah ini mencapai 300 orang. Biasanya setiap akhir pekan ada kunjungan dari sekolah-sekolah hingga mencapai 200 an orang yang bukan hanya dari pekanbaru, tetapi juga dari luar Pekanbaru, seperti Pelalawan, Bengkalis dan kota lainnya," ujar Kepala Unit Pelayanan Tekhnis (UPT) Perpustakaan Soeman HS, H R Erwan saat di konfirmasi Haluan Riau.

Johar Firdaus Pimpin KAHMI Riau Periode 2010-2011

PEKANBARU- Pelantikan pengurus Wilayah KAHMI Riau dikukuhkan dengan Ketua Johar Firdaus. Pelantikan dilakukan oleh Nurmansyah Tanjung dan dihadiri oleh Gubernur Riau, Rusli Zainal, Senin (30/5) di Hotel Pangeran Pekanbaru. 

Jajaran majelis Pengurus Wilayah KAHMI Riau periode 2010 -2011 baru dilantik adalah  Ketua DPRD Riau, Johar Firdaus yang merupakan Ketua KAHMI Riau  dengan Sekjen Muhammad Sahal. Gubenur Riau, Rusli Zainal  mengharapkan kepengurusan KAHMI yang baru dilantik ini diharapkan mampu membuat organisasi ini lebih eksis dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan Provinsi Riau. Pidato yang disampaikan oleh Gubri dalam sambutannya.

“Anggota-anggota KAHMI adalah individu-individu intelektual yang memiliki pikiran-pikiran yang cemerlah (bernas), karena itu saya sangat berharap KAHMI bisa berkontribusi dalam menyumbangkan pemikiran dan gagasannya demi kemajuan provinsi ini,”ujar Gubri.
Selain itu Gubri juga meminta agar KAHMI Riau juga mendukung sepenuhnya penyelenggaraan PON tahun 2012 dan penyelenggaraan Solidarity games yang digelar pada Juni 2013 mendatang yang diikuti oleh 57 negara.

Walhi : Inpres Moratorium Tak Pengaruhi Penyelamatan Hutan Riau



    PEKANBARU- Inpres nomor 10 tahun 2011 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan  Gambut (moratorium) yang diterbitkan pemerintah pusat tidak akan berdampak signifikan bagi penyelamatan hutan di Riau. 

       Apalagi mengurangi tingginya tingkat emisi karbon akibat praktik buruk secara masif yang dilakukan industri kehutanan, pertambangan, dan perkebunan di Riau. Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau, Hariansyah Usman saat di konfirmasi Haluan Riau. Berangkat dari berbagai perkembangan, Direktur Eksekutif Walhi ini melalui rilisnya mengatakan, moratorium kawasan hutan yang ditandatangani Presiden SBY dalam Inpres tersebut berada di areal konservasi dan kawasan hutan , sehingga tanpa Inpres itupun kedua kawasan hutan itu sudah kuat secara hukum.

    Sementara itu penundaan perizinan yang telah berlangsung justru tidak termasuk wilayah yang di moratorium. Padahal izin-izin kehutanan yang diberikan untuk Riau telah memperparah tingkat deforestasi (penyempitan) hutan alam. Bahkan memberi kontribusi besar terhadap peningkatan emisi karbon dari hutan alam dan gambut.

Sinyal Telkomsel Hilang Jaringan Pun Sibuk



PEKANBARU-Kesibukan dan aktivitas masyarakat Pekanbaru kembali tergangu yang diakibatkan oleh jaringgan Telkomsel yang bermasalah. Pelanggan atau pengguana layanan telekomunikasi seluler di Pekanbaru lagi-lagi mengeluhkan layanan jaringan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).


    Hal itu membuat masyarakat menjadi geram dan kesal dengan masalah jaringan dan sinyal yang hampir terjadi dalam dua pekan ini. “Bangaimana tidak kesal dibuatnya udah beberapa kali keluhan yang disampaikan oleh masyarakat, masih saja itu terjadi. Walaupun telah sering menerima keluhan masyarakat mengenai sinyal dan jaringan ini pihak Telkomsel belum melakukan perubahan yang signifikan buat mengatasi permasalahan tersebut,”  ujar Amran Pegawai Negeri Sipil Dinas Perhubungan.

    Jaringan Telkomsel di Pekanbaru kembali dikeluhkan oleh sejumlah pelanggannya. Mereka mengeluh sering kehilangan sinyal di ponsel, sehingga komunikasi kerap terputus dan pesan SMS gagal terkirim.Hal itu dirasakan sekitar pukul 12.05 WIB, kemarin di lokasi jalan Sudirman,Pekanbaru.

    "Jaringan Telkomsel benar-benar mengecewakan sekali. Saat kita berbincang di telepon, tiba-tiba saja jaringan terputus. Setelah kita cek ternyata lambang sinyal tidak muncul di ponsel kita. Benar-benar kacau jaringan Telkomsel di Pekanbaru ini," keluh Ria Pegawai Negeri Sipil (PNS), di kantor Walikota Pekanbaru.

Sabtu, 11 Juni 2011

Kemiskinan di Balik Gedung-gedung Megah Riau


Laporan Andre Vetronius
Menilik daerah pedalaman Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Provinsi Riau, pada awal bulan ini, menyadarkan saya bahwa tugas pemerintah untuk menyejahterakan rakyatnya masih sangat berat.  Sekitar 400 kepala keluarga (KK) di daerah terpencil itu hingga kini hidup dengan belenggu kemiskinan, kebodohan dan rawan penyakit. Berjarak sekitar 350 kilometer dari pusat Kota Pekanbaru yang makin penuh dengan gedung mewah, kondisi daerah pedalaman seperti berbalik 180 derajat.
 Hutan belantara berstatus Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) menjadi tempat mereka menggantungkan hidup sejak zaman nenek moyang. Di daerah tersebut terdapat 10 dusun yang menginduk pada sebuah desa bernama Rantau Langsat di Kecamatan Batang Gansal. Di tempat itulan ratusan kepala keluarga dari Suku Talang Mamak dan Melayu Tua, masyarakat adat asli Riau, bertempat tinggal seakan tak tersentuh "tangan" pemerintah.
Jalan menuju desa sepanjang sekitar 15 kilometer itu masih berupa tanah yang hanya beberapa bagian tertutup kerikil. Sebagian besar jalan tanah itu amblas, menyisakan lubang besar menganga yang berubah menjadi kubangan lumpur setiap hujan.  Jalan itu hanya bisa menghubungkan empat dusun terdekat yakni Dusun Pebidaian, Lemang I, Lemang II, dan Siamang. Sedangkan, sisanya baru bisa dicapai melalui Sungai Gansal. Enam dusun yakni Nunusan, Menyasih, Tanjung Lintang, Air Bomban, Suit dan Dusun Datai berada tepat di dalam taman nasional.

Anjal Yang Hilang Kembalilah Pulang...

Laporan : Andre Vetronius

Kemiskinan membuat mereka menjadi anak-anak jalanan, menjalani kehidupan keras penuh resiko. Mereka putus sekolah karena didera keadaan. Akan tetapi, kemiskinan pulalah yang menyadarkan mereka mau kembali belajar, mewujudkan cita-cita agar bisa mandiri dan menjadi makhluk Allah yang berarti.

    Anak jalanan tidak perlu dirazia, karena ia bukan sumber masalah. Keberadaan anak jalanan di setiap persimpangan jalan adalah fenomena, gejala tentang gambaran nyata kondisi kemiskinan suatu kota dan gambaran kemiskinan bangsa kita. Penanganannya anak jalanan harus dilakukan secara profesional, jika tidak berpotensi lost generation.

    Lukman, seorang remaja yang di telinganya dipenuhi kerabu alias subang bahkan salah satu telinganya sudah melebar karena lubang subangnya begitu besar merupakan salah satunya. ‘’Saya memilih jalan ini karena merasa nyaman bergaul dengan mereka. Tidak ada jarak di antara kami, tidak hanya makan dengan piring yang sama tapi juga minum dengan gelas yang sama,’’ sebut Lukman.

Jumat, 10 Juni 2011

Pemko Hanya Menghimbau Walet Yang Meresahkan Warga Pekanbaru

Liputan  Andre vetronius
   
    Sekumpulan burung berwarna gelap terlihat sangat jelas berterbangan hilir-mudik kian kemari di salah satu gedung penangkaran burung walet, di Kecamatan Lima puluh. Burung ini terbangnya sangat cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil. Ia juga memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, padahal kakinya sangat kecil apalagi paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Jenis burung ini dikenal dengan sebutan burung walet.
   
    Di daerah Kota Pekanbaru burung ini sangat diminati oleh pengusaha-pengusaha di kota ini. Sampai-sampai mereka mau mengeluarkan uang untuk membangun gedung-gedung untuk penangkaran burung walet ini, tanpa memikirkan warga sekitarnya.Penangkaran burung walet di pemukiman padat penduduk mulai meresahkan masyarakat. Pasalnya, pembangunan penangkaran walet yang baru berada di sekitar pemukiman masyarakat bertambah marak.

Peseta SNMPTN Keluhkan Foto

Andre Vetronius
Liputan Pekanbaru


PEKANBARU-Belasan ribu peserta dari Riau mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) yang mulai digelar hari ini, Selasa (31/5), untuk memperebutkan kursi mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi negeri.

Rektor Universitas Riau Ashaluddin Jalil mengatakan, sebenarnya lebih 19.000 orang yang membeli pin pendaftaran untuk menjadi peserta SNMPTN. "Namun yang mendaftar sekitar 18.870 orang," ujarnya kepada Haluan Riau di Pekanbaru, Selasa (31/5).


    Dari 18.870 peserta, sebanyak 5.700 orang mendaftar untuk kelompok Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), kemudian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 7.096 dan lmu Pengetahuan Campuran (IPC), campuran IPA dan IPS, sebanyak 5.934.
Lokasi ujian, yang digelar serentak 31 Mei dan 1 Juni, dipisah berdasarkan kelompok jurusan yang diambil peserta. Kampus Universitas Riau di Panam akan menjadi tempat penyelenggara untuk kategori  IPC. Sedangkan kampus Universitas Riau di Gobah akan menggelar ujian untuk kelompok IPS.

Udah Tau Macet... Mendingan Jalan Kaki Ke Kantor...

Laporan Andre Vetronius

    Macet lagi, macet lagi/Gara-gara si komo lewat/Pak polisi jadi bingung/Orang-orang ikut bingung/ macet lagi, macet lagi gara-gara si komo lewat jalan Sudirman katannya berkeliling kota, tanya kenapa?

    Bait-bait lagu di atas sepertinya tak ada yang tak ingat. Lagu yang diciptakan Kak Seto itu dulu menjadi lagu idola anak-anak zaman saya kecil. Lagu yang menceritakan macet di Jakarta itu sebenarnya mengandung pertanyaan besar yang sampai sekarang belum terpecahkan. Hal itupun juga terjadi di Kota Pekanbaru saat ini.

    Kenapa gara-gara si Komo lewat jalan bisa macet? Menurut saya ada beberapa hal yang membuat macet gara-gara si Komo. Si Komo pake mobil pribadi yang ukurannya jumbo (maklum tubuh si komo kan jumbo juga). Nah udah tau macet eh malah pake mobil pribadi. Belum lagi kelakuan keluarga si Komo yaitu satu orang memakai satu mobil pribadi makanya jadi macet Kota Pekanbaru ini.

    Apalagi kelakuan si Komo tidak baik selama mengendarai kendaraan pribadinya, misalnya naik motor tidak pakai helm,menyelip-nyelip tidak jelas serasa jalan milik sendiri sampai-sampai panjat troktoar  dan menerobos lampu merah. Pas lagi macet si Komo pun lewat, maka masyarakat menyalahin si Komo.  Mungkin Kota ini sudah takdirnya macet,  mau si Komo yang lewat, mau si Gubri yang lewat, mau si Mentri lewat, apalagi tidak ada yang urus tetap saja macet.

Rabu, 08 Juni 2011

Kemiskinan di Balik Gedung-gedung Megah Riau


Laporan Andre Vetronius
Menilik daerah pedalaman Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Provinsi Riau, pada awal bulan ini, menyadarkan saya bahwa tugas pemerintah untuk menyejahterakan rakyatnya masih sangat berat.  Sekitar 400 kepala keluarga (KK) di daerah terpencil itu hingga kini hidup dengan belenggu kemiskinan, kebodohan dan rawan penyakit. Berjarak sekitar 350 kilometer dari pusat Kota Pekanbaru yang makin penuh dengan gedung mewah, kondisi daerah pedalaman seperti berbalik 180 derajat.
 Hutan belantara berstatus Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) menjadi tempat mereka menggantungkan hidup sejak zaman nenek moyang. Di daerah tersebut terdapat 10 dusun yang menginduk pada sebuah desa bernama Rantau Langsat di Kecamatan Batang Gansal. Di tempat itulan ratusan kepala keluarga dari Suku Talang Mamak dan Melayu Tua, masyarakat adat asli Riau, bertempat tinggal seakan tak tersentuh "tangan" pemerintah.

Gepeng di Tangkap... PNS Kok Bebas?

Laporan : Andre Vetronius

PEKANBARU-Gempulan asap menyelimuti gedung Diskes Riau di pagi hari. Suasana terik matahari yang menyelimuti kota ini seakan membawa kenikmatan bagi perokok.

Tampak jelas seorang pria yang berpakaian Dinas warna coklat, lengkap dengan atributnya. Pria yang berbadan besar, mempunyai tinggi sekitar 165 cm sangat menikmati rokok Dji Sam Soe diatas motor jalan masuk Diskes Riau. pria bertubuh gempal ini seakan menghiraukan keadaan sekitarnya. Seakan dia lupa dengan keberadaan plang besi pas jalan masuk ke kantornya.

Pemko Hanya Menghimbau Walet Yang Meresahkan Warga Pekanbaru

Laporan Andre Vetronius
   
    Sekumpulan burung berwarna gelap terlihat sangat jelas berterbangan hilir-mudik kian kemari di salah satu gedung penangkaran burung walet, di Kecamatan Lima puluh. Burung ini terbangnya sangat cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil. Ia juga memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, padahal kakinya sangat kecil apalagi paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Jenis burung ini dikenal dengan sebutan burung walet.