Senin, 13 Juni 2011

Johar Firdaus Pimpin KAHMI Riau Periode 2010-2011

PEKANBARU- Pelantikan pengurus Wilayah KAHMI Riau dikukuhkan dengan Ketua Johar Firdaus. Pelantikan dilakukan oleh Nurmansyah Tanjung dan dihadiri oleh Gubernur Riau, Rusli Zainal, Senin (30/5) di Hotel Pangeran Pekanbaru. 

Jajaran majelis Pengurus Wilayah KAHMI Riau periode 2010 -2011 baru dilantik adalah  Ketua DPRD Riau, Johar Firdaus yang merupakan Ketua KAHMI Riau  dengan Sekjen Muhammad Sahal. Gubenur Riau, Rusli Zainal  mengharapkan kepengurusan KAHMI yang baru dilantik ini diharapkan mampu membuat organisasi ini lebih eksis dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan Provinsi Riau. Pidato yang disampaikan oleh Gubri dalam sambutannya.

“Anggota-anggota KAHMI adalah individu-individu intelektual yang memiliki pikiran-pikiran yang cemerlah (bernas), karena itu saya sangat berharap KAHMI bisa berkontribusi dalam menyumbangkan pemikiran dan gagasannya demi kemajuan provinsi ini,”ujar Gubri.
Selain itu Gubri juga meminta agar KAHMI Riau juga mendukung sepenuhnya penyelenggaraan PON tahun 2012 dan penyelenggaraan Solidarity games yang digelar pada Juni 2013 mendatang yang diikuti oleh 57 negara.


Saat Haluan Riau menemui, Johar Firdaus usai dilantik mengatakan, dirinya akan melakukan konslidasi internal terlebih dahulu dan akan menyusun program organisasi. “Kita akan konsolidasi kedalam terlebih dahulu sebelum menentukan program kerja yang strategis, “terang Ketua KAHMI disela-sela meninggalkan Hotel Pangeran.


Sejarah singkat KAHMI

    KAHMI Riau yang di ketuai oleh Johar Firdaus yang juga Ketua DPRD Riau ini. KAHMI merupakan sebuah organisasi berkumpulnya para kader insan cita yang sudah selesai berkader di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam sejarah perpolitikan bangsa ini para kader HMI dan Alumni HMI sudah banyak tersebar di berbaga instansi baik swasta maupun pemerintahan dan banyak juga yang berkecimpung didunia politik menjadi anggota DPRD, DPR RI dan bahkan ada yang jadi mentri, dan Wakil Presiden RI.

    Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) telah menetapkan tekatnya secara bulat untuk mengawal cita-cita luhur diproklamasikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai mana termaktub dalam pembukaan Undang Undang Dasar Negara Repoblik Indonesia Tahun 1945,yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum ,mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial.

    Dalam pendangan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Cita-cita luhur proklamasi itu hakikatnya merupakan visi dan misi yang harus diemban oleh (KAHMI) dalam menciptakan masyarakat,bangsa dan Negara yang adil damai dan sejahtera (baldatun taibatun wa rabbun gapur) sebagai perwujudan dari rasa keimanan yang berlandaskan keagamaan dan cita-cita tanah air.

    Sejak berdiri pada 17 September 1966 di Surakarta, KAHMI telah banyak mema-inkan peran dan kiprahnya di masyarakat, baik di dunia akademik maupun lainnya. Seperti diketahui, ide pendirian KAHMI didasari atas adanya keinginan sejumlah alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) untuk membentuk wadah kekeluargaan bagi para alumni. Tujuan pendirian lembaga ini, antara lain, adalah dengan menghimpun dan memobilisasikan semua alumni HMI dalam suatu ikatan kekeluargaan serta dengan memelihara aspirasi cita-cita dan kepribadian HMI

Dialog Terbuka KAHMI Riau

    Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Riau (KAHMI) melaksanakan dialog terbuka,  yang dilaksanakan, Senen (30/5) di Hotel Pangeran Pekanbaru. Guru Besar UIN Suka Riau, Prof. Alaidin Koto, saat menjadi pembicara dalam diskusi Koprs Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Provinsi Riau di Hotel Pangeran. Mengatakan, segala perangkat yang dibutuhkan untuk pemberantasan korupsi sudah tersedia.

     Namun, keberanian dan contoh dari pemimpin yang masih belum ada."Dalam  memberantas tindakan korupsi, harus ada aturan yang tegas dan jelas, harus ada komitmen tegas pemimpin, dan harus ada contoh. Nah ini yang jadi masalah besar. Perangkat ada, keinginan ada, yang kita tidak punya sekarang pemimpin yang berani, istilahnya keberanian orang yang memegang pedang, kita butuh pemimpin berani. Kalau untuk teori, rasanya sudah habis teori, hanya teori tsunami yang belum ada. Sekarang ini keberanian yang tidak ada, nah pertanyaannya, kenapa tidak ada keberanian. Kalau saya melihat, sebabnya karena dia takut dengan pedangnya sendiri," kata Alaidin.

Selanjutnya, Guru Besar UIN Suska ini mengatakan, penanganan korupsi di daerah sudah bagus. "Tapi kalau di pusat masih begini, artinya di hulu masih keruh, sampai mati pun kita bersihkan hilir, nggak akan bisa," kata Alaidin.(cr1)

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar