Ketika di suatu tempat orang bekerja di kursi empuk,diterpa sejuknya AC,di dalam gedung eksklusif dan dengan gaji menggiurkan,maka ada di suatu tempat lain sekelompok orang harus berpeluh keringat di lokasi yang berbau busuk penuh lalat,di bawah teriknya sengatan matahari atau harus basah bercampur kotoran dan lumpur hanya demi mencari rezeki yang tak seberapa serta belum tentu cukup untuk kebutuhan hidup.Inilah mungkin kalimat yang pantas untuk menggambarkan betapa keras,getir dan besarnya perjuangan seorang pemulung dalam mengais rezeki diantara tumpukan dan onggokan sampah.
Saat orang lain membuang barang yang dianggap sudah tak berguna lagi,maka buangan tersebut akan menjadi begitu bermanfaat dan berkah sebagai sumber rezeki bagi seorang pemulung. Mencermati liku-liku aktifitas keseharian para pemulung di lokasi TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang berada di Kecamatan Sukajadi Pekanbaru ,akan banyak hal menarik serta dapat memberikan filosofi hidup bagi kita. Di lokasi pembuangan limbah sampah yang berdekatan dengan kompleks perumahan yang megah tersebut,pada siang hari sekitar pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.30 sore bisa terlihat puluhan para pemulung mengais dan membongkar sampah buangan untuk mencari barang-barang bekas yang dapat dijual kembali.
Walau hasil penjualan barang bekas tersebut hanya cukup buat makan malah kadang tak sesuai harapan,namun mereka tetap merasa bersyukur dan terus bekerja berpeluh keringat.Tak ada keraguan sedikit pun membersihkan kotoran berupa air berbau yang melekat pada plastic,botol,kertas maupun besi agar dapat terjual dengan harga maksimal.Bila barang yang dijual dalam keadaan basah maka harga pun sedikit miring dibanding terjual dengan keadaan kering.